Tuesday, November 2, 2010

Dari Kolam Renang GBK (1)

Jakarta - Setelah tertunda selama tiga pekan, kami akhirnya memulai latihan menyelam di Kolam Renang, Senayan, 16 Oktober 2010. Dipandu oleh tiga instruktur dari Bintang Laut Diving Club (Norma, Toto, Bimbim), kami mulai belajar teknik dasar penyelaman.

Jangan berfikir kalau kami sudah diperkenalkan dengan alat selam menggunakan tabung. Pelajaran pertama justru hanya sekadar menahan nafas di bawah air, mengatur nafas, dan mengambang. Setelah itu baru diperkenalkan dengan peralatan snorkling.

Tahan Nafas
Pelajaran menahan nafas dilakukan berpasangan. Seorang di antaranya diminta untuk berdiri menghadap tepian kolam, sedangkan yang lainnya diminta masuk ke dalam air dan berpegangan di kaki temannya yang sedang berdiri.

Tak sampai di situ saja, teman yang berada di bawah air diminta untuk menghitung detik per detik yang ia lalui saat menahan nafas. Setelah timbul, instruktur akan menanyakan hitungan terakhirnya. Demikian dilakukan secara bergantian.

Menurut sang instruktur, pelajaran ini berguna untuk membiasakan diri tetap tenang saat berada di bawah air. Karena seseorang yang panik justru tidak akan mampu menahan nafas dalam waktu yang cukup lama.

Mengatur Nafas
Setelah cukup lama menahan nafas di bawah air, biasanya kita bakal ngos-ngosan saat muncul ke permukaan. Nah, untuk mengembalikan pernafasan kepada kondisi normal, maka kami dibekali teknik untuk mengatur nafas.

Caranya sangat mudah. Cukup dengan berpegaangan pada tepian kolam dan melakukan gerakan turun hingga kepala terbenam ke dalam air dan naik ke permukaan sebanyak lima kali. Cara ini ampuh untuk mengembalikan pernafasan ke kondisi normal.

Mengambang
Mengambang dengan menggunakan pelampung tentu bukan hal yang sulit. Namun bagaimana bila tanpa alat bantu tersebut? Tentu saja masih bisa, namun butuh teknik dan ketenangan agar bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Untuk mengambang di dalam air dibutuhkan ketenangan. Selain itu, gerakan kaki juga harus lentur agar badan tetap terdorong ke atas. Saat latihan, kami diminta untuk bertahan selama lima menit tanpa menyentuh dasar kolam. (Bersambung...)

Dalamnya laut bisa ditebak, dalamnya hati siapa tahu!

Monday, November 1, 2010

Dari Kolam Renang GBK (2)

Mengayuh(Paddling)
Kegiatan menyelam itu dinamis. Di dalam air, penyelam tak hanya berdiam di suatu tempat melainkan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Nah, untuk memudahkan 'perjalanan' di bawah air, makan seorang penyelam tentu saja harus piawai dalam menggunakan fin (kaki katak) untuk mengayuh.

Sama halnya dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya, teknik mengayuh atau pdadling juga harus dijalankan dengan tenang. Tidak perlu terburu-buru, apalagi kegiatan penyelaman yang akan dilakukan bukan untuk perlombaan.

Menggerakkan fin tentu ada tekniknya. Metodanya tidak jauh berbeda seperti ketika kita berenang dengan gaya bebas. Kedua kaki secara bergantian bergerak naik turun dengan bertumpu pada otot paha dan pergelangan kaki.

Menurut instruktur yang mendampingi kami, kaki sebaiknya tidak ditekuk saat melakukan padling. Sebab kayuhan seperti ini hanya membuat gerakan penyelam lebih lambat meski suara yang ditimbulkan mirip kayuhan sepeda air. (bersambung)

Dalamnya laut dapat ditebak, dalamnya hati siapa tahu!

Dari Kolam Renang GBK 3

Masker Clrearing
Salah satu tujuan menyelam adalah melihat pemandangan yang ada di bawah laut. Namun menikmati keindahan terumbu karang dan mahluk bawah laut lainnya tak akan bisa berjalan maksimal bila kondisi masker berkabut atau kemasukan air.

Untuk mengantisipasi kejadian ini, setiap penyelam dibekali teknik masker clearing (membersihkan masker).

Membersihkan masker saat penyelaman sebenarnya tidak sulit. Namun butuh ketenangan saat melakukannya karena untuk sementara pandangan kita akan terhalang oleh air.

Prinsip masker clearing adalah memasukkan air ke dalam masker dan mengosongkannya kembali dengan meniupkan udara melalui hidung. Caranya cukup mudah, yakni dengan membuat rongga di bagian atas masker agar air bisa masuk.

Peganglah kedua kaca masker lalu tarik perlahan sehingga karet yang menempel di jidat terbuka sedikit. Tunggu sampai air memenuhi seluruh rongga yang ada di dalam masker. Saat air masuk, jangan panik karena air akan menghalangi pandangan kita.

Sebaliknya, untuk mengeluarkan air dari masker, angkat bagian bawah masker yang menempel pada bagian muka yang sejajar dengan hidung. Jangan lupa, tengadahkan muka lalu alirkan udara dari hidung ke dalam masker.

Air akan mendorong air ke luar dari masker. Setelah air sudah kering, segera rapatkan kembali masker untuk mencegah air masuk kembali. Setelah melakukan masker clrearing, dipastikan kaca masker Anda akan kembali bening. Selamat mencoba.